Tau gak sih siapa orang Indonesia yang pertama kali punya
mobil???
Presiden soekarno? Mbahmu?? Buyutmu?? Atau sarwani ?? pertanyaanya emg gampang2 susah tetapi bingung menjawabnya. Dan ternyata
orang Indonesia pertama yang tercatat sebagai pemilik mobil adalah Pakubuwono
ke X alias PB X yang berasal dari Solo, pada tahun 1894. Mobilnya bermerk Benz,
tipe Carl Benz tetapi di dapurpacu.com disebut sebagai Benz phaeton, beroda
empat. Ternyata waktu itupun untuk memiliki sebuah mobil harus indent, karena
diperlukan waktu satu tahun persiapan pembuatannya. Tipe mobil yang dipesan ini
memiliki banyak variasi dan dibuat sesuai dengan pesanan PB X. Adalah
John.C.Potter seorang penjual mobil alias sales pertama di Indonesia mendapat
kepercayaan untuk mengurusi pengirimannya dari Eropa.
Mobil Benz phaeton milik Pakoe Boewono X terakhir terlihat
di muka umum pada 1924, sewaktu mobil itu akan dikapalkan ke Belanda melalui
pelabuhan Semarang untuk diikutsertakan dalam pameran mobil RAI. Tidak
diketahui di mana keberadaan mobil tersebut sekarang, tapi mobil serupa bisa
ditemukan di Museum Mobil Leidschendam, Belanda bagian selatan.
Pada tahun 1907 salah seorang keluarga raja lain di Solo,
Kanjeng Raden Sosrodiningrat membeli sebuah mobil merk Daimler. Mobil merk ini
memang tergolong mobil mahal dan hanya dimiliki oleh orang-orang berkedudukan
tinggi. Mobil ini bekerja dengan empat silinder sama dengan kendaraan yang
dipakai oleh Gubernur Jenderal di Batavia. Malahan ada kabar burung, bahwa
dibelinya mobil Daimler tersebut oleh keluarga PB X Surakarta, disebabkan
karena PB X tidak mau kalah gengsi dengan Gubernur Jenderal.
Pada 1902, mobil pertama hadir di Pulau Sumatera. Mobil itu
adalah Benz milik Prof Dr W Schrüffner di Medan, yang kemudian menjadi Kepala
Deli Automobile Club. Mobil Benz itu bermesin 2-silinder, berpendingin air,
bertenaga 5 hp. Lampu depannya menggunakan sepasang lentera. Prof Dr W
Schrüffner membeli mobil Benz-nya yang kedua pada 1910, yakni sebuah Benz
Persival, sedangkan British Daimler yang bertenaga 38 hp dimiliki FA Folkersma
di pabrik gula Ketanen, Gempolkerep, Mojokerto, Jawa Timur.
Ramainya pasar jual-beli mobil, menggugah minat para
pengusaha kuat untuk bertindak sebagai importir mobil. Gagasan untuk terjun ke
dalam dunia dagang sektor impor kurun waktu itu memang masih sangat langka.
Disamping belum adanya kepastian hukum, juga semangat beli masih bisa dihitung
dengan jari. Maka bermunculanlah perusahan-perusahaan baru yang menjanjikan
jasa kepengurusan pengiriman mobil dari negeri asal. Baik dari Eropa maupun dari
Amerika. Namun hanya ada beberapa nama saja yang bisa bertahan sampai
tahun-tahun menjelang Perang Dunia ke II. Diantara mereka adalah R.S Stockvis
& Zonnen Ltd, yang tidak saja mengurus pesanan mobil-mobil Eropa maupun
Amerika tetapi juga menyediakan suku-suku cadang lain yang diperlukan untuk
mobil dan motor. Juga nama Verwey & Lugard dan Velodrome yang berkantor
pusat di Surabaya.
Nama-nama lain yang kurang menerima pesanan impor seperti
pemilik mobil O’herne yang juga memiliki mobil Peugeot juga akhirnya berminat
menjadi perantara importir mobil seperti merk yang dimilikinya. Juga nama
H.Jonkhoff yang berangkat dari pengusaha Piano kemudian menanamkan modalnya
untuk bertindak sebagai agen impor mobil dari Amerika seperti merk Ford,
Studebaker dan mobil-mobil keluaran Jerman, Darraq, Benz, Brasier, Berliet dan
lainnya. Ada juga usaha untuk mendatangkan mobil-mobil Italia dan Perancis yang
pada saat itu di Batavia kurang mendapat pasaran. Namun ternyata, setelah
ditangani dengan publikasi/promosi yang baik produksi kedua negara tersebut
jadi banyak dibeli, terutama mobil merk Fiat yang mungil bentuknya namun
bertenaga besar. Cabang para importir mobil tersebut bukan hanya di Batavia dan
Surabaya, tetapi ada juga di Semarang, Bandung, Medan dan kota lainnya.
Semoga bermanfaat.
sumber : millis Atoz, varius-opinion.blogspot.com,
dapurpacu.com
0 komentar:
Posting Komentar