Mesir Bergejolak: Saatnya Revolusi (Ganti Rezim, Ganti Sistem)!
Saat ini negeri Mesir dihadapkan pada berbagai persoalan yang sangat kompleks dan saling jalin – menjalin satu dengan yang lainnya dibawah kepemimpinan sekuler presiden Husni Mubarak. Oleh karena itu wajar bila masyarakat sebagai elemen utama menginginkan adanya suatu perubahan di negeri tersebut. Perubahan dari terpuruk menjadi bangkit, serta dari keadaan yang serba kacau menjadi keadaan yang serba teratur.
Diantara masyarakat yang menginginkan kebangkitan tersebut ada yang berpendapat bahwa kita harus mereformasi total negeri mesir. Ada juga yang berpendapat bahwa kita harus berevolusi total. Bahkan yang masih bingung menentukan jalan perubahan pun juga masih ada, walaupun mereka menginginkan suatu perubahan segera terjadi.
Permasalahannya muncul ketika mereka ditanya tentang reformasi ataupun revolusi. Tak jarang dari mereka yang menjawab makna reformasi ditukar dengan makna revolusi dan sebaliknya. Bahkan tak jarang juga yang malah kebingungan ketika ditanya tentang reformasi dan revolusi tersebut. Tetapi yang penting adalah mereka punya semangat untuk berubah dan mengubah, hanya saja belum tahu betul kemana harus berubah dan melalui jalan apa.
Reformasi dan Revolusi
Makna reformasi secara bahasa adalah me-reform atau menata ulang. Sedangkan makna reformasi secara politik adalah menata kembali sistem yang telah ada atau meluruskan penyelewengan – penyelewengan yang terjadi pada sistem.
Untuk makna revolusi secara bahasa adalah me-revolt atau mengubah secara mendasar. Sedangkan makna revolusi secara politik adalah mengubah secara mendasar sistem yang ada atau bisa dikatakan membuang sistem yang usang, diganti dengan sistem yang baru.
Mengetahui definisi serta maknanya saja masih belum cukup untuk dapat mengubah suatu kondisi. Satu hal penting lainnya yang juga harus diketahui adalah kapan reformasi atau revolusi itu kita jalankan.
Reformasi dan revolusi masing – masing memiliki objek yang sama, yaitu sistem kehidupan. Sesuai dengan maknanya, reformasi itu digulirkan ketika suatu sistem kehidupan itu sudah final dan dianggap telah benar, hanya saja terdapat beberapa penyelewengan – penyelewengan di sana sini. Sedangkan revolusi, digulirkan ketika suatu sistem kehidupan itu bukanlah sistem yang dianggap benar dan harus diganti total secara mendasar.
Oleh karena itu, haruslah diteliti terlebih dahulu apakah sistem kehidupan yang akan diperbaiki itu sudah benar ataukah tidak. Kalau sudah benar ya tentu saja reformasilah yang harus digulirkan. Sebaliknya bila terbukti salah atau cacat serta penuh dengan kontradiksi maka revolusilah yang harus digulirkan.
Satu hal lagi yang juga harus diperhatikan adalah dengan apa suatu masyarakat itu akan bangkit. Kalau kita teliti lebih mendalam maka akan kita dapati bahwasanya masyarakat itu bangkit jika dan hanya jika pada masyarakat tersebut telah diinternalisasikan suatu ideologi tertentu.
Sebab pada ideologi terdapat suatu akidah aqliyah (akidah yang dihasilkan melalui proses berpikir) yang dari akidah tersebut dipancarkan sistem hidup sebagai solusi atas semua problematika manusia. Dari pemaknaan ideologi seperti diatas maka kita hanya akan mendapati 3 ideologi sekarang ini yaitu Kapitalisme, Sosialisme, serta Islam, sedangkan yang lain – lainnya hanya merupakan pemikiran – pemikiran cabang dari ketiga ideologi tersebut, misalnya patriotisme, nasionalisme, marxisme dll.
Sekilas tentang 3 ideologi
Kapitalisme adalah suatu ideologi yang dibangun atas akidah pemisahan kehidupan dari agama atau biasa disebut dengan sekularisme. Oleh karena itu, agama tidak boleh turut campur dalam ranah – ranah publik seperti negara, politik, ekonomi, sistem sosial, sistem pendidikan dll. Awal kemunculan ideologi ini bermula ketika dominasi gereja di daratan Eropa telah membawa kemunduran yang amat sangat pada semua bidang kehidupan.
Maka dengan begitu kehidupan agama harus dibuang jauh – jauh dari ranah publik. Agama hanya boleh ada di ranah–ranah privat seperti gereja, masjid serta daerah daerah privat lainnya, sedangkan pengaturan–pengaturan masalah publik diserahkan sepenuhnya kepada rakyat. Negara penganut ideologi ini misalnya Amerika Serikat dan Inggris.
Sosialisme adalah suatu ideologi yang berdiri atas dasar akidah materialisme serta evolusi dan menolak keberadaaan agama. Ideologi ini muncul sebagai anti tesis terhadap ideologi kapitalisme. Awal kemunculan ideologi ini bermula dari kesenjangan ekonomi yang lebar pada masyarakat kapitalistik Eropa.
Pada saat itu pemerataan ekonomi sangat diinginkan oleh para buruh tani. Maka lahirlah ideologi ini yang memandang negara di atas segalanya serta berasas sama rata sama rasa. Negara penganut ideologi ini misalnya Uni Soviet.
Berbeda dengan kedua ideologi diatas, Islam adalah suatu ideologi yang berdiri di atas akidah Laailaahaillalloh. Ideologi ini berpandangan bahwasanya manusia itu serba lemah dan terbatas, oleh karena itu aturan – aturan hidup untuk mengatur kehidupan manusia datangnya haruslah dari sang Pencipta manusia. Karena Dialah yang paling mengetahui seluk beluk manusia beserta aturan – aturan yang cocok digunakan.
Satu – satunya negara yang menerapkan ideologi ini Daulah Khilafah Islamiyah ( runtuh 3 maret 1924 M).
Dari ideologi–ideologi inilah kemudian muncul berbagai problem solving atas berbagai permasalahan masyarakat yang satu sama lain berbeda dan unik. Kapitalisme misalnya, memiliki pandangan bahwasanya agar perekonomian suatu negara itu maju, maka individu harus diberi kebebasan untuk berusaha atau berekonomi.
Maka jangan heran jika pada negara yang menganut Kapitalisme ini, barang – barang seperti minyak dan bahan tambang bebas untuk dimiliki oleh swasta. Hal ini tentu saja sesuai dengan akidah mereka yaitu sekularisme, yang membebaskan manusia untuk mengatur berbagai urusan hidupnya.
Sosialisme sebagai ideologi juga memiliki problem solving atas berbagai permasalahan manusia. Sosialisme menetapkan bahwasanya barang – barang tambang dan minyak bumi misalnya adalah milik publik, serta semua rakyat harus merasakannya sama rata tidak hanya kalangan – kalangan berduit saja. Hal ini juga sesuai dengan akidah mereka yaitu materialisme.
Berbeda dengan kedua ideologi diatas, Islam menggariskan bahwasanya sesuai dengan ketentuan Allah SWT barang – barang seperti minyak dan barang tambang itu harus dikelola oleh negara dan negara tidak boleh menjualnya kepada rakyat dengan mengambil untung, melainkan hanya sekedar biaya produksi saja. Hal ini sesuai dengan hadist Rasulullah SAW yaitu :
“ Manusia itu berserikat dalam tiga hal, yaitu padang gembalaan (hutan dsb), air dan api ( barang tambang, minyak dll).” (HR Abu Dawud dan Ibnu Majah).
Saatnya Ganti Rezim, Ganti Sistem
Keadaan Mesir yang bergejolak hendaknya menjadi pelajaran pada kita bahwa rezim sekuler akan segera berakhir dan Rezim yang taat pada Syariat Allah dalam Sistem Islam (khilafah) sajalah yang akan berkuasa di muka bumi, oleh karena itu ketika seseorang akan memimpin suatu negara dengan memilih sistem mana yang akan dijalankan maka cukuplah kiranya diilustrasikan sebuah kasus untuk menentukan sistem atau ideologi manakah yang akan dipilih untuk diterapkan.
Misalkan saja suatu pabrik mobil A mengeluarkan suatu produk mobil yang diberi nama X. Lalu pabrik mobil A tersebut juga menjual secara terpisah buku yang berisikan cara – cara merawat mobil X. Suatu pabrik mobil katakanlah B juga ikut – ikutan menjual buku yang berisikan cara – cara merawat mobil X. Anda sebagai seorang pembeli mobil dan pembeli buku untuk merawat mobil tersebut, buku keluaran pabrik manakah yang akan Anda beli?
Ya tentu saja buku yang dikeluarkan oleh pabrik A sebagai pabrik yang membuat mobil tersebut dan mengetahui seluk beluk dari mobil tsb. Begitu juga dengan manusia yang menjadi pemimpin, kita diciptakan oleh Allah SWT dan tentu saja sebagai sang Pencipta, Dia mengeluarkan buku petunjuk yang berisikan cara – cara untuk merawat manusia. Lalu apakah buku petunjuk lain yang bakalan kita pilih?
Sekali lagi jawabannya tentu saja buku yang dikeluarkan oleh Allah SWT sajalah yang harus kita pilih (baca: Al-Quran), jadi kenapa harus pilih sistem yang lain?. Karenanya saatnya rezim dan sistem sekuler diganti dengan rezim yang taat pada syariat Allah dalam sistem Islam atau khilafah Islamiyah. Wallohua’alam.
Mesir Bergejolak, Keluarga Mubarak Lari ke Inggris
Menyusul aksi protes masyarakat yang semakin meluas terhadap pemerintahan Presiden Mesir Hosni Mubarak, berbagai laporan menyebutkan bahwa para anggota keluarga Mubarak memutuskan untuk segera melarikan diri.
INN mengutip keterangan International Bussiness Times (26/1) melaporkan, sejumlah laporan menyebutkan bahwa Susan Mubarak, istri Presiden Mesir, telah meninggalkan negaranya menuju London.
Berdasarkan laporan tersebut, para pegawai bandara internasional Heathrow , London, asal Mesir, langsung mengenali istri Mubarak. Pada saat yang sama, koran Times terbitan New Delhi dalam edisi terbarunya (26/1), juga menurunkan laporan bahwa Gamal Mubarak, putra Presiden Mesir, yang menurut rencana akan menggantikan jabatan ayahnya itu, telah meninggalkan Kairo menuju London.
Sebagaimana diketahui, ribuan warga Mesir Selasa 25 Januari menggelar demonstrasi besar-besaran di jalan-jalan kota Kairo menuntut reformasi politik dan ekonomi. Mereka juga mendesak turunnya Mubarak dari kekuasaan.
Selain di Kairo, sejumlah kota-kota lainnya seperti Mansoura, Tanta, Aswan, Asyut juga menjadi ajang demonstrasi massa.
Dilaporkan bahwa sejumlah demonstran dan beberapa wartawan ditahan aparat. Mesir dan kawasan Timur Tengah ikut bergejolak menyusul hal serupa di Tunisia yang ikut menjatuhkan Presiden Ben Ali.
Mohammad ElBaredei, seorang tokoh oposisi paling menonjol mengecam keras kekerasan aparat pada demonstran. Ia menilai, Mubarak telah bertindak layaknya raja di negara ini. Selanjutnya, ElBaradei menginginkan adanya reformasi dan demokrasi yang benar di Mesir. Dia bahkan memuji gerakan rakyat Mesir untuk mencontoh rakyat Tunisia dalam revolusi yang menumbangkan kekuasaan Zine el Abidine Ben Ali. * IRB/PTV
Kerugian mencapai 28 Triliun perhari
Demonstrasi rakyat di Kairo Mesir menuntut mundurnya Presiden Hosni Mubarak pada dua pekan terakhir diprediksi menimbulkan kerugian hingga 310 juta dollar atau Rp 28 Triliun perhari.
Bank Credit Agricole mengestimasi tahun ini Mesir akan mengalami defisit anggaran hingga 12,3 persen, lebih tinggi 4,1 persen dari estimasi sebelum terjadi krisis nasional. Pengeluaran pemerintah akan membengkak untuk mensubsidi kebutuhan pokok masyarakat. Harga komoditas pangan di Mesir telah melambung tinggi bahkan sebelum krisis terjadi.
Di sisi lain, pendapatan negara juga dipastikan menurun. Bank itu yakin investor, baik asing maupun domestik, akan melenggang dari pasar modal Mesir. “Mereka yang tahun-tahun lalu menahan diri memindahkan modal dari Mesir ke negara lain pasti akan memindahkannya saat ini,” demikian tertulis dalam laporan bank itu.
Salah satu catatan yang mengemuka dari hasil sidang kabinet Presiden Mesir Hosni Mubarak adalah rencana menghidupkan kembali perekonomian. Warta AP dan AFP pada Sabtu (5/2/2011) menunjukkan, pemerintah bakal membuka kembali bank-bank pada Minggu (6/2/2011). Kemudian, sehari setelah itu, giliran pasar saham yang beroperasi kembali. (BBC)
Warga tunisia tuntut mubarok turun
Pergolakan politik di Mesir terus memicu simpati dari warga di sejumlah negara. Sejumlah massa di ibukota Tunisia, Tunis, pada Sabtu (5/2), menggelar unjuk rasa mendesak Presiden Hosni Mubarak turun. Massa terdorong atas keberhasilan mereka dalam menggulingkan pemerintahan Ben Ali.
Demonstrasi digelar di depan kantor kedutaan besar Mesir untuk Tunisia. Aksi protes ini sebagai solidaritas untuk warga Mesir yang menuntut presiden Hosni Mubarak agar mengundurkan diri.
Warga tunis menggunakan slogan serupa saat mereka mendesak mundurnya Ben ali sebagai presiden Tunisia pada awal Januari lalu.
Diambil dari berbagai sumber, diantaranya eramuslim.com/hidayatullah.com/tvone.com
0 komentar:
Posting Komentar